Monday, February 13, 2017

Acara Omah Tembi Homestay Bantul

Hai!

Perkenalkan nama saya Rieka Aprilia Hermansyah, biasa dipanggil Rieka. Saya lahir di Tegal - Jawa Tengah, sekarang masih berstatus sebagai mahasiswa manajemen di Universitas Brawijaya Malang. Saya akan menceritakan tentang rangkaian acara bertema "Kesehatan Reproduksi" selama 5 hari (tanggal 13 - 17 Desember 2016) di Omah Tembi Homestay, Bantul, Yogyakarta.

Saya, Ovik (Tuli) dan Edi (Tuli) adalah peserta perwakilan Akar Tuli dalam acara itu, Sry dan Pandu adalah volunteer Akar Tuli yang ikut ke jogja dan menjadi juru bahasa isyarat bagi peserta Tuli. Oya, ada Randi (volunteer Akar Tuli yang telah pindah ke Jember), ia juga menjadi peserta perwakilan Jember. Namun waktu itu Randi yang dari jember ke Malang dan berangkat naik kereta api dengan kami dari stasiun kota baru Malang.

Well, setelah kami ber-6 kumpul di stasiun, dimulailah perjalanan kami yang kami harap seru dan menyenangkan. Yeay!

Sesampai di stasiun Yogyakarta, kami menggunakan aplikasi gr*b untuk mengangkut kami ke penginapan sekaligus lokasi acara:
"Omah Tembi Homestay Bantul".

Wow ternyata omah tembi itu jalanannya desa banget, dan memang berada di desa dengan ciri khas lingkungan yang jawa banget. Bangunan penginapan ini terbuat dari bambu-bambu yang disusun rapi, dengan hiasan-hiasan dinding bergaya tempo dulu serta lampu kuning yang redup. Melihat tempat ini, saya berharap semoga disini bisa nyaman, menyenangkan dan menenangkan. Sejenak lepas dari kehidupan di Malang yang modern dan ramai.

Setelah bersih-bersih diri dan makan malam, kami pun beristirahat agar siap menerima materi-materi yang disajikan besok.

Hari pertama acara pembukaan, menyenangkan sekali berkenalan dengan peserta2 lain. Ada dari Kupang - NTT, Yogyakarta, Jember - Jawa Timur, Malang - Jawa Timur, dan tim SAPDA Yogyakarta. Wah, jauh banget Kupang, pikir saya. Peserta kegiatan ini terdiri dari difabel, orang tua dengan anak difabel dan non difabel.

Banyak sekali ilmu-ilmu penting dan bermanfaat yang dibawakan fasilitator di kegiatan ini. oya, sebelum acara penutup, banyak teman-teman Tuli DAC (Deaf Art Community) berkunjung di Omah Tembi, seru banget berkumpul antara Tuli campur Dengar/hearing, senang berkenalan dan bertukar ilmu, juga mengobrol, hiburan, cerita, dan lain-lain dengan waktu yang lama banget hehe. Ketemu dan ngobrol lama Itu termasuk budaya Tuli lho.

Anyway ada peserta difabel fisik dari Kupang mau belajar bahasa isyarat, teman-teman Tuli DAC mengajarinya dengan senang hati dan kompak. Alhamdulillah.

Setelah acara penutupan, kami salam-salam perpisahan, tetapi Selfie dulu dan foto bersama dulu. Alhamdulillah senang banget lho di Omah Tembi. Segar juga karena sedang hujan saat itu.

Dan akhirnya siang itu kami out check dari Omah Tembi.

Jalan-jalan? Adaaa. Setelah selesai acara, bisa keluar jalan-jalan tapi Tuli pisah dengan volunteer dan ibu-ibu karena urusan masing-masing. Saya, Ovik dan Edi jalan-jalan di Hutan Pinus, Yogyakarta bersama teman-teman Tuli dari DAC. Refreshing dengan jalan-jalan dulu, ketemu dengan teman-teman Tuli di Yogyakarta sebelum pulang ke Malang. Kenapa suka ketemu teman-teman Tuli ya? Tuli dari kota A bisa langsung cepat akrab dengan Tuli kota lainnya, bahkan dari satu negara ke negara lainnya kami bisa cepat akrab. Itu termasuk budaya Tuli gitu. Semoga teman-teman dengar memahami tentang budaya Tuli ok?

No comments:

Post a Comment