Monday, November 21, 2016

X-tion (Gathering for Special Children)

Hallo sobat Akar Tuli!

Assalamualaikum.
Perkenalkan namaku tanti, aku volunteer baru Akar Tuli. Tanti di sini ingin cerita tentang kegiatan Akar Tuli. Kemarin tanggal 13 November 2016 Akar Tuli ada acara seru lho, tapi kali ini Akar Tuli tidak sendiri. Akar Tuli berkolaborasi dengan mahasiswa Universitas Brawijaya Fakultas Ilmu Kedokteran dalam acara Xtion. Wah acara apa itu yaa?

Jadi Xtion ini merupakan kegiatan Extraordinary Gathering for Special Children yang rutin diadakan oleh kakak-kakak dari fakultas ilmu kedokteran universitas brawijaya, kegiatannya mengunjungi Yayasan Pendidikan Tunas Bangsa (YPTB) Sekolah Luar Biasa Tuna Rungu (SLB) yang berlokasi di Jalan Brigjen Slamet Riadi No. 126, Oro-oro Dowo, Klojen, Malang.

Kakak kakak mahasiswa mengajak kami teman teman Akar Tuli, perwakilan dari teman teman Akar Tuli antara lain teman tuli ada kak Uut(Ketua Akar Tuli), Kak Yoga (Wakil Ketua Akar Tuli), Kak Wildan (Sekertaris Akar Tuli), Kak Jefri (Bendahara Akar Tuli), Kak Ikbar dan Kak Sefa sedangkan perwakilan volunteer ada Kak Ai, Kak Rofi, Kak Idot, Kak Retno, Kak Sry, Kak Anggra dan Tanti.

Kami diminta untuk membantu pelatihan bahasa isyarat kepada kakak kakak mahasiswa kedokteran. Materinya seputar History Taking. History Taking biasanya dipakai untuk keperluan berkomunikasi antara dokter dan pasien untuk mengetahui apa yang dikeluhkan pasien tentu di terjemahkan dalam bahasa isyarat. Untuk mempermudah pelatihan kami di bagi dalam beberapa kelompok kecil dalam satu kelompok terdapat satu teman tuli dan satu volunteer lalu kakak-kakak mahasiswa ikut bergabung dalam kelompok jumlah nya kurang lebih enam orang. Kegiatannya seru sekali, kakak-kakak mahasiswa sangat antusias dan banyak bertanyaan seputar bahasa isyarat dan ketulian.

Setelah pelatihan bahasa isyarat kami diajak untuk bermain game. Bermain game ini kami ditemani adik-adik dari sekolah Yayasan Tunas Bangsa, Sekolah Luar Biasa Tuna Rungu. Kegiatan bermain ini tidak kalah seru. Ada 3 jenis permainan yaitu permainan estafet kardus, estafed karet dan memasukkan paku dalam botol secara bersama-sama. Dalam game dibagi menjadi kelompok kelompok dan setiap kelompok terdiri dari kakak-kakak mahasiswa, teman-tema Akar Tuli dan adik-adik dari SLB. Permainan terasa sedikit berbeda sebab setiap instruksi permainan harus dijelaskan menggunakan bahasa isyarat. Walaupun cuaca sangat terik kami tetap bersemangat untuk bermain. Akhirnya permianan dimenangkan oleh kelompok Kak Yoga Kak Anggra dan Kak Sry. Setelah permainan dilanjutkan dengan acara snack time yaitu pembagian kue dan susu. Acara ditutup dengan penyerahan vandel dari kakak kakak mahasiswa ilmu kedokteran kepada Kak Yoga selaku wakil ketua Akar Tuli, lalu cap tangan dengan menggunakan cat kemudian foto bersama kakak-kakak mahasiswa, teman-teman Akar Tuli, adik-adik siswa SLB dan Guru SLB.

Terima Kasih Kakak –kakak Mahasiswa Fakultas Ilmu Kedokteran Unversitas Brawijaya, Guru serta Adik-Adik siswa SLB Yayasan Pendidikan Tunas Bangsa . Semoga keceriaan dan kebersamaan ini tetap berlanjut di acara –acara berikutnya.

Sunday, November 20, 2016

Talkshow Akartuli: Katalis Pendidikan


Halo selamat pagi, ini pertama kali saya kembali ngepost di Blog Akar Tuli, setelah beberapa tahun yang lalu saya tidak sempat ngepost di blog, termasuk blogku pribadi karena sibuk kuliah di UNMER . Kalau mau lihat blog saya silakan kunjungi web ini zhoma-yes.blogspot.co.id untuk belajar tentang TIK dan kumpulan hasil karya desainku, tetapi biasa saja, hehehe… Sekarang baru kembali ngepost di Blog Akar Tuli.

Sekarang saya mau memperkenalkan diri saya. Nama saya Souma Tri Wicaksono. Saya biasa dipanggil  Souma. Saya menjadi anggota Akar Tuli sejak  tahun 2013 sampai sekarang. Tetapi saya jarang datang di kegiatan Akar Tuli misalnya pelatihan bahasa isyarat, perform, dll karena kesibukan saya.

Namun, beberapa hari yang lalu saya dapat undangan dari Katalis Pendidikan yang disampaikan oleh Ovek sebagai pengurus Akar Tuli. Sebelum acara, saya chat/ tanya dulu ke ovek lewat WA agar kami bisa hadir di acara, tetapi dia kayaknya belum bisa hadir karena ada  kuliah di UB. Saya bingung ingin menemani ovek, lalu saya chat lagi ke Yoga karena sampai beberapa jam kemudian saya dapat menerima chat WA dari Anggra sebagai  volunteer Akar Tuli. Sebelumnya, saya pikir saya dan ovek ikut di Acara nanti tanpa Juru Bahasa Isyarat (JBI). Ternyata dia ikut untuk membantu mendamping dan menjadi Juru Bahasa Isyarat (JBI). Hehehe…  

 

Kemudian saya mempersiapkan diri untuk berangkat ke Warung Komika di Jl. Jakarta untuk mengadakan acara Talkshow dan Diskusi dengan tema “Pendidikan Moral di Era Milenial”. Saya mau mengeluarkan sepada motor dari garasi saya dan melihat awan mendung di langit sebelum hujan turun, lalu chat WA ke Anggra agar bersiap untuk berangkat. Eh, di  kostnya hujan deras, tetapi di rumah saya belum hujan tetapi bebarapa saat kemudian  hujan turun sehingga tidak jadi berangkat karena hujan semakin deras juga. Ternyata hari itu  hujan merata  di kota malang. Hehehe…  Saya terus menunggu mungkin hujan akan mereda agar bisa berangkat, ternyata hujan turun terus-menerus. Saya berfkir untuk naik mobil.  Saya berangkat ke sana dengan mobil tetapi terlambat datang karena macet di sepanjang  Jalan Jaksa Agung Suprapto dekat RS. Saiful Anwar Malang. Saya ketemu Anggra di Warung Komika dan bilang minta maaf terlambat datang. Dia bilang tidak apa-apa sambil senyum membuat saya lega. Hehehe.. Kami masuk ke dalam warung komika dan mengisi daftar hadir.

Acaranya sudah dimulai dari jam 2.30 WIB , sedangkan kami  datang jam 3 lebih. Sebetulnya saya ingin melihat acara dimulai dari awal seperti apa.  Saya merasa gugup memasuki ruangan karena  melihat banyak komunitas kira-kira 20 lebih. Saya duduk sambil melihat dia menerjemahkan isyarat saat pemateri presentasi tentang ….. (lupa judulnya). Beliau bernama Pak Suef dari Forum Masyarakat Peduli Pendidikan (FMPP).
Lanjut Pemateri kedua yang bernama Pak Zainal sebagai Dosen Sosiologi dari UMM yang menyampaikan materi tentang Pendidikan Moral

Contoh, “ Anaknya suka menonton film kartun misalnya shinchan, doraemon, dragon ball, dll .Hal itu menyebabkan anaknya akan berubah seperti dalam film tsb.  Apalagi Orang tuanya sibuk sms maupun chat lewat HP sehingga tidak peduli anaknya yang mau belajar .Kadang orang tuanya memaksakan anaknya harus belajar di sekolah maupun di rumah misalnya harus bisa matematika, dll. Hal itu tidak benar.”

Saya sedikit tahu tentang hal tersebut karena cerita panjang,tetapi banyak yang saya lupa. Saya heran melihat Anggra sebagai JBI bisa menerjemah bahasa isyarat dengan lancar waalupun sedikit lupa isyarat apa saja, tetapi ekspresinya mantap dan bagus banget. Dia seperti orang Tuli ternyata bukan orang Tuli melainkan orang hearing. Hehehe..

Beberapa jam kemudian Ovek baru datang dari UB sehingga terlambat datang. Kami berdua melihat Anggra menerjemahkan isyarat saat pemateri menyampaikan presentasinya. MC bertanya kepada beberapa komunitas sehingga banyak angkat tangan …. (lupa komunitasnya). Sampai saya tidak sempat bertanya sebab sungkan. Hehehe… 

Beberapa jam Ovek mau kembali masuk ke UB karena jadwal jam kuliah. Saya merasa Ovek kok sebentar pulang dari acara. Selain Ovek, Volunteer terlambat datang juga bukan terlambat tetapi digantikan volunteer. Volunteer yang bernama Idot sebagai volunteer Akar Tuli masih baru masuk gabung di komunitasnya tahun ini. Dia pertama kali tugas JBI di Acara. Saya melihat isyaratnya cukup bagus walaupun kurang ekspresinya contohnya ekspresi marah, senang, dsb. Terima kasih Anggra dan Idot atas membantu mendampingi saya.

Tuesday, November 8, 2016

Akar Tuli on Brawijaya Expansion Event (Part 2)


Hello everyone, how are you? Excited for other stories? ;) So, last week we told you about our experience on Expo from gadis' point of view. Now, Hasan is sharing about our story in the EXPO. 

Yesterday October 30, 2016, we participated in Expansion Brawijaya event. Where was it? It was in the FILKOM UB field. The event were really fun. There were many communities came both from UB and other Malang communities. We were given the opportunity to open a stand and socialize about our community: Akar Tuli

We were getting started at 10 am. Everything is ready, but the rain  in our stand swamped. Luckily the committee were very kind; when we asked that we wanted move, they just granted it. 

At  our stand, we socialized about BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia/ Indonesian Sign Language) and sold some souvenirs such as shirt, totebag, and bracelet. 

Many visitors were shy, we knew that actually they wanted to learn sign language, but they seems hesitated. Nevertheless, we continue to welcome visitors and as a result a number of visitors came to our stand to learn sign language or want to join with Akar Tuli.

It was getting darker, and our stand getting a lot of visitors. We also got the opportunity to promote on stage at 06.30. Mas Yoga and I, Idot, were on stage. Apparently, many people interested to join Akar Tuli. While Mas Yoga were explaining to the people, he also emphasized that Deaf friends is more comfortable to be called as Tuli (deaf) instead of to be called as not Tunarungu (hearing impaired). According to them, tunarungu is a term for people who are sick, but the Deaf felt that they are not sick, they are different. After that, apparently we got the most favorite community award from the Expo committee. We were extremely very happy and gave thanks to the visitors that chose us as a favorite community. :)


_____________________________________________________________________________

written by: Hasan
edited by: Idot, Ai, and Gadis

Tuesday, November 1, 2016

Akar Tuli on Brawijaya Expansion Event (Part 1)





Halo! Happy November everyone! Today, because our previous post is about simple past, the writer will write in English using simple past tense. Yeyyyyy *clapping* Every word written in V2 will be underlined. In this very special occasion, I am going to talk about Akar Tuli on Brawijaya Expansion Event. Excited, huh? ;)

_____________________________________________________________________

Brawijaya Expansion Event held on October, 29th, to be exact, it was saturday. In this event, Brawijaya gathered all of Malang community and Akar Tuli was invited. There were bunch of them:



I came around 1 PM and apparently Mufti and Ikbar were already there in Akar Tuli stand. They had prepared everything when I arrived,

Few hours later, suddenly the rain felt. :( and our stand was flooded. The committee of Brawijaya Expansion tried to sweep the water, but of course it did not solve the problem. 

Eventually, the committee allowed us to move our stand. Yey! They also helped us re-prepared everything.


the new stand

At 4 pm, the rain stopped, the show begun, and visitor started to come. At first, they came closer slowly to our x-banner, which is consist of Indonesia sign language (BISINDO/Bahasa Isyarat Indonesia). They looked shy. but eventually they were willing to learn sign language. 



Our first visitor were 2 girls from somewhere, I forgot where they were. Uut and Ikbar, and I as interpreter, taught how to sign for them.



After that, there were bunch of Maba from Filkom (Faculty of Computer Science). They were funny, after they learned about sign, they asked us to teach them how to say love to someone use sign language. :D


Meanwhile, Mas Mufti also busy with their clients.

At that time, there were only 2 interpreters, that is, Mas Mufti and I. I was exausted, but I am proud of Akar Tuli, and I was very happy that a lot of people learned sign language. :))


the squad

_________________________________________________________________________


written by: gadis