Sunday, December 4, 2016

Asna's Wedding

Halloooo Blogers!!

Perkenalkan nama saya Yoga. Saya adalah wakil ketua Akar Tuli. Ini cerita tentang perjalanan keluarga Akar Tuli pergi ke Bojonegoro.

Jumat malam (18 November), kami berkumpul di kost masing-masing untuk menunggu di jemput teman. Saya mengobrol dengan teman-teman sambil tunggu dijemput di kontrakan WUJ. WUJ itu Wildan, Uut dan Jefri, karena itu biasanya mereka dipanggil WUJ saja hahahahahaha.

Kemudian, datanglah 3 mobil di depan kontrakan WUJ dan kami bersiap-siap berangkat ke Bojonegoro. Jam 12an sudah mulai berangkat. Perjalanan kami asyik sekali karena kami tidak diam saja di mobil. Kami mengobrol sambil bercandaan. Selama perjalanan, ada juga yang tertidur dg pulas 😁 ada juga yang salah satu main hape.

Pada pukul 4 pagi dini hari, kami sampai di Alun Alun Bojonegoro. Salah satu Driver kami membangunkan teman-teman. Ada masjid besar di depan Alun Alun Namanya Masjid Agung Bojonegoro, masjid tersebut sangat indah dan ada menara lampu hias warna warni. Saya bersenang-senang disini karena pemandangan tanah bojonegoro yang damai, tapi sepi bangeeeeeet, hanya ada penjual makanan dan kopi.

Kemudian, kami siap-siap mau mandi dan sholat di Masjid. Setelah sholat, para perempuan menyiapkan diri, dandan make up biar mereka cantik hahaha. Cowok-cowok menunggu di depan masjid lagi mengobrol *keren kan hahahahahahaha..

Nah, ketika matahari pagi sudah terbit, kami jalan-jalan sambil cuci mata di Alun-alun Bojonegoro. Alun alun Bojonegoro cukup bagus apalagi pemandangan alami tapi sayangnya belum ada akses utk kursi roda dan jalan utk Tuna Netra,, kami selalu tunjukkan tempat disini sebabnya kami berharap harus ada aksesibilitas di Alun alun,difabel² bisa menikmati di Alun Alun.. Semoga pemerintah Bojonegoro bisa sediakan aksesibilitas.. jalan² sambil menunggu waktu acara, padahal merasa sudah lama hehehe kira² 4 jam, sampai jam 8 pagi kami siap² berangkat ke Rumah Asna.

Asna siapa?? Asna itu saudara kami sebagai Volunteer Akar Tuli 2013, pas dia acara menikah. Udah sampai di Rumah Asna, lumayan banyak yg datang ada teman Asna dan Suaminya.. selama di rumahnya, ngobrol²an sampe foto²,, eeeh ternyata disini selama 4 jam hehehe. Jam 12 pulang dari ke rumah Asna. Salah satu teman Tuli namanya Aditya ide ajak kita ke Bukit Jamur Gresik tapi ternyata hari sabtu itu tutup. Kami lagi mikir² mau kemana yah hehehe.. Terus pamit pulang di Rumahnya, setelah itu mau ke Lamongan utk tempat istirahat dan sholat di Pom bensin, sampe ada diskusikan soal wisata mana.. akhirnya keputusan mau ke Pantai Kenjeran Surabaya. Kami berangkat ke Surabaya.

Sampai di Kenjeran, saya senang bertemu sama Laut hahahahahahaha karena saya memang hobi mantai. Di Kenjeran, kita jalan² sambil pemandangan indah,Trus kami coba buat Manique Challenge hahaha, apalagi kami susah cari minum es buat segar karena cuacanya panas.. setelah itu kami mau ke Royal Plaza Surabaya buat Makan sore sekalian minun es jua hehehe.. Sudah sampai di Royal Plaza jam 6 sore, kami menghibur diri sambil cuci mata.. Kita lagi makan di Foodcourt, ketemu sama Bunga ( Ketua komunitas KARTU Surabaya), KARTU?? Artinya Komunitas Aksi Tuli tapi itu masih baru. Senangnya bisa ngobrolan bareng². Sampai jam 8 malem mau pulang ke Malang,, siap berangkat. Selama perjalanan dg lancar *alhamdulillah padahal malam minggu biasanya macet hehehe..

Sampai di Malang jam 10.30 malem. Saya langsung tepar sama tidur di kontrakan WUJ apalagi gak sadar pamit utk aku nginap disini, sampe sadar bangun bentar langsung pamit sama Jefri, " Jef, pamit yaa aku tidur disini gapapa?" Bangun sambil langsung pamit,, jefri bilang gapapa sambil mengangguk. Langsung aku kembali tidur pulas sampe jam 9 eeeh hahahahahahaha..
Sudah itu aca ceritanyaaa,, maaf telat bikin hihihi..

Ohyaa Selamat Menikah Asnaaa!

(yoga)

Monday, November 21, 2016

X-tion (Gathering for Special Children)

Hallo sobat Akar Tuli!

Assalamualaikum.
Perkenalkan namaku tanti, aku volunteer baru Akar Tuli. Tanti di sini ingin cerita tentang kegiatan Akar Tuli. Kemarin tanggal 13 November 2016 Akar Tuli ada acara seru lho, tapi kali ini Akar Tuli tidak sendiri. Akar Tuli berkolaborasi dengan mahasiswa Universitas Brawijaya Fakultas Ilmu Kedokteran dalam acara Xtion. Wah acara apa itu yaa?

Jadi Xtion ini merupakan kegiatan Extraordinary Gathering for Special Children yang rutin diadakan oleh kakak-kakak dari fakultas ilmu kedokteran universitas brawijaya, kegiatannya mengunjungi Yayasan Pendidikan Tunas Bangsa (YPTB) Sekolah Luar Biasa Tuna Rungu (SLB) yang berlokasi di Jalan Brigjen Slamet Riadi No. 126, Oro-oro Dowo, Klojen, Malang.

Kakak kakak mahasiswa mengajak kami teman teman Akar Tuli, perwakilan dari teman teman Akar Tuli antara lain teman tuli ada kak Uut(Ketua Akar Tuli), Kak Yoga (Wakil Ketua Akar Tuli), Kak Wildan (Sekertaris Akar Tuli), Kak Jefri (Bendahara Akar Tuli), Kak Ikbar dan Kak Sefa sedangkan perwakilan volunteer ada Kak Ai, Kak Rofi, Kak Idot, Kak Retno, Kak Sry, Kak Anggra dan Tanti.

Kami diminta untuk membantu pelatihan bahasa isyarat kepada kakak kakak mahasiswa kedokteran. Materinya seputar History Taking. History Taking biasanya dipakai untuk keperluan berkomunikasi antara dokter dan pasien untuk mengetahui apa yang dikeluhkan pasien tentu di terjemahkan dalam bahasa isyarat. Untuk mempermudah pelatihan kami di bagi dalam beberapa kelompok kecil dalam satu kelompok terdapat satu teman tuli dan satu volunteer lalu kakak-kakak mahasiswa ikut bergabung dalam kelompok jumlah nya kurang lebih enam orang. Kegiatannya seru sekali, kakak-kakak mahasiswa sangat antusias dan banyak bertanyaan seputar bahasa isyarat dan ketulian.

Setelah pelatihan bahasa isyarat kami diajak untuk bermain game. Bermain game ini kami ditemani adik-adik dari sekolah Yayasan Tunas Bangsa, Sekolah Luar Biasa Tuna Rungu. Kegiatan bermain ini tidak kalah seru. Ada 3 jenis permainan yaitu permainan estafet kardus, estafed karet dan memasukkan paku dalam botol secara bersama-sama. Dalam game dibagi menjadi kelompok kelompok dan setiap kelompok terdiri dari kakak-kakak mahasiswa, teman-tema Akar Tuli dan adik-adik dari SLB. Permainan terasa sedikit berbeda sebab setiap instruksi permainan harus dijelaskan menggunakan bahasa isyarat. Walaupun cuaca sangat terik kami tetap bersemangat untuk bermain. Akhirnya permianan dimenangkan oleh kelompok Kak Yoga Kak Anggra dan Kak Sry. Setelah permainan dilanjutkan dengan acara snack time yaitu pembagian kue dan susu. Acara ditutup dengan penyerahan vandel dari kakak kakak mahasiswa ilmu kedokteran kepada Kak Yoga selaku wakil ketua Akar Tuli, lalu cap tangan dengan menggunakan cat kemudian foto bersama kakak-kakak mahasiswa, teman-teman Akar Tuli, adik-adik siswa SLB dan Guru SLB.

Terima Kasih Kakak –kakak Mahasiswa Fakultas Ilmu Kedokteran Unversitas Brawijaya, Guru serta Adik-Adik siswa SLB Yayasan Pendidikan Tunas Bangsa . Semoga keceriaan dan kebersamaan ini tetap berlanjut di acara –acara berikutnya.

Sunday, November 20, 2016

Talkshow Akartuli: Katalis Pendidikan


Halo selamat pagi, ini pertama kali saya kembali ngepost di Blog Akar Tuli, setelah beberapa tahun yang lalu saya tidak sempat ngepost di blog, termasuk blogku pribadi karena sibuk kuliah di UNMER . Kalau mau lihat blog saya silakan kunjungi web ini zhoma-yes.blogspot.co.id untuk belajar tentang TIK dan kumpulan hasil karya desainku, tetapi biasa saja, hehehe… Sekarang baru kembali ngepost di Blog Akar Tuli.

Sekarang saya mau memperkenalkan diri saya. Nama saya Souma Tri Wicaksono. Saya biasa dipanggil  Souma. Saya menjadi anggota Akar Tuli sejak  tahun 2013 sampai sekarang. Tetapi saya jarang datang di kegiatan Akar Tuli misalnya pelatihan bahasa isyarat, perform, dll karena kesibukan saya.

Namun, beberapa hari yang lalu saya dapat undangan dari Katalis Pendidikan yang disampaikan oleh Ovek sebagai pengurus Akar Tuli. Sebelum acara, saya chat/ tanya dulu ke ovek lewat WA agar kami bisa hadir di acara, tetapi dia kayaknya belum bisa hadir karena ada  kuliah di UB. Saya bingung ingin menemani ovek, lalu saya chat lagi ke Yoga karena sampai beberapa jam kemudian saya dapat menerima chat WA dari Anggra sebagai  volunteer Akar Tuli. Sebelumnya, saya pikir saya dan ovek ikut di Acara nanti tanpa Juru Bahasa Isyarat (JBI). Ternyata dia ikut untuk membantu mendamping dan menjadi Juru Bahasa Isyarat (JBI). Hehehe…  

 

Kemudian saya mempersiapkan diri untuk berangkat ke Warung Komika di Jl. Jakarta untuk mengadakan acara Talkshow dan Diskusi dengan tema “Pendidikan Moral di Era Milenial”. Saya mau mengeluarkan sepada motor dari garasi saya dan melihat awan mendung di langit sebelum hujan turun, lalu chat WA ke Anggra agar bersiap untuk berangkat. Eh, di  kostnya hujan deras, tetapi di rumah saya belum hujan tetapi bebarapa saat kemudian  hujan turun sehingga tidak jadi berangkat karena hujan semakin deras juga. Ternyata hari itu  hujan merata  di kota malang. Hehehe…  Saya terus menunggu mungkin hujan akan mereda agar bisa berangkat, ternyata hujan turun terus-menerus. Saya berfkir untuk naik mobil.  Saya berangkat ke sana dengan mobil tetapi terlambat datang karena macet di sepanjang  Jalan Jaksa Agung Suprapto dekat RS. Saiful Anwar Malang. Saya ketemu Anggra di Warung Komika dan bilang minta maaf terlambat datang. Dia bilang tidak apa-apa sambil senyum membuat saya lega. Hehehe.. Kami masuk ke dalam warung komika dan mengisi daftar hadir.

Acaranya sudah dimulai dari jam 2.30 WIB , sedangkan kami  datang jam 3 lebih. Sebetulnya saya ingin melihat acara dimulai dari awal seperti apa.  Saya merasa gugup memasuki ruangan karena  melihat banyak komunitas kira-kira 20 lebih. Saya duduk sambil melihat dia menerjemahkan isyarat saat pemateri presentasi tentang ….. (lupa judulnya). Beliau bernama Pak Suef dari Forum Masyarakat Peduli Pendidikan (FMPP).
Lanjut Pemateri kedua yang bernama Pak Zainal sebagai Dosen Sosiologi dari UMM yang menyampaikan materi tentang Pendidikan Moral

Contoh, “ Anaknya suka menonton film kartun misalnya shinchan, doraemon, dragon ball, dll .Hal itu menyebabkan anaknya akan berubah seperti dalam film tsb.  Apalagi Orang tuanya sibuk sms maupun chat lewat HP sehingga tidak peduli anaknya yang mau belajar .Kadang orang tuanya memaksakan anaknya harus belajar di sekolah maupun di rumah misalnya harus bisa matematika, dll. Hal itu tidak benar.”

Saya sedikit tahu tentang hal tersebut karena cerita panjang,tetapi banyak yang saya lupa. Saya heran melihat Anggra sebagai JBI bisa menerjemah bahasa isyarat dengan lancar waalupun sedikit lupa isyarat apa saja, tetapi ekspresinya mantap dan bagus banget. Dia seperti orang Tuli ternyata bukan orang Tuli melainkan orang hearing. Hehehe..

Beberapa jam kemudian Ovek baru datang dari UB sehingga terlambat datang. Kami berdua melihat Anggra menerjemahkan isyarat saat pemateri menyampaikan presentasinya. MC bertanya kepada beberapa komunitas sehingga banyak angkat tangan …. (lupa komunitasnya). Sampai saya tidak sempat bertanya sebab sungkan. Hehehe… 

Beberapa jam Ovek mau kembali masuk ke UB karena jadwal jam kuliah. Saya merasa Ovek kok sebentar pulang dari acara. Selain Ovek, Volunteer terlambat datang juga bukan terlambat tetapi digantikan volunteer. Volunteer yang bernama Idot sebagai volunteer Akar Tuli masih baru masuk gabung di komunitasnya tahun ini. Dia pertama kali tugas JBI di Acara. Saya melihat isyaratnya cukup bagus walaupun kurang ekspresinya contohnya ekspresi marah, senang, dsb. Terima kasih Anggra dan Idot atas membantu mendampingi saya.

Tuesday, November 8, 2016

Akar Tuli on Brawijaya Expansion Event (Part 2)


Hello everyone, how are you? Excited for other stories? ;) So, last week we told you about our experience on Expo from gadis' point of view. Now, Hasan is sharing about our story in the EXPO. 

Yesterday October 30, 2016, we participated in Expansion Brawijaya event. Where was it? It was in the FILKOM UB field. The event were really fun. There were many communities came both from UB and other Malang communities. We were given the opportunity to open a stand and socialize about our community: Akar Tuli

We were getting started at 10 am. Everything is ready, but the rain  in our stand swamped. Luckily the committee were very kind; when we asked that we wanted move, they just granted it. 

At  our stand, we socialized about BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia/ Indonesian Sign Language) and sold some souvenirs such as shirt, totebag, and bracelet. 

Many visitors were shy, we knew that actually they wanted to learn sign language, but they seems hesitated. Nevertheless, we continue to welcome visitors and as a result a number of visitors came to our stand to learn sign language or want to join with Akar Tuli.

It was getting darker, and our stand getting a lot of visitors. We also got the opportunity to promote on stage at 06.30. Mas Yoga and I, Idot, were on stage. Apparently, many people interested to join Akar Tuli. While Mas Yoga were explaining to the people, he also emphasized that Deaf friends is more comfortable to be called as Tuli (deaf) instead of to be called as not Tunarungu (hearing impaired). According to them, tunarungu is a term for people who are sick, but the Deaf felt that they are not sick, they are different. After that, apparently we got the most favorite community award from the Expo committee. We were extremely very happy and gave thanks to the visitors that chose us as a favorite community. :)


_____________________________________________________________________________

written by: Hasan
edited by: Idot, Ai, and Gadis

Tuesday, November 1, 2016

Akar Tuli on Brawijaya Expansion Event (Part 1)





Halo! Happy November everyone! Today, because our previous post is about simple past, the writer will write in English using simple past tense. Yeyyyyy *clapping* Every word written in V2 will be underlined. In this very special occasion, I am going to talk about Akar Tuli on Brawijaya Expansion Event. Excited, huh? ;)

_____________________________________________________________________

Brawijaya Expansion Event held on October, 29th, to be exact, it was saturday. In this event, Brawijaya gathered all of Malang community and Akar Tuli was invited. There were bunch of them:



I came around 1 PM and apparently Mufti and Ikbar were already there in Akar Tuli stand. They had prepared everything when I arrived,

Few hours later, suddenly the rain felt. :( and our stand was flooded. The committee of Brawijaya Expansion tried to sweep the water, but of course it did not solve the problem. 

Eventually, the committee allowed us to move our stand. Yey! They also helped us re-prepared everything.


the new stand

At 4 pm, the rain stopped, the show begun, and visitor started to come. At first, they came closer slowly to our x-banner, which is consist of Indonesia sign language (BISINDO/Bahasa Isyarat Indonesia). They looked shy. but eventually they were willing to learn sign language. 



Our first visitor were 2 girls from somewhere, I forgot where they were. Uut and Ikbar, and I as interpreter, taught how to sign for them.



After that, there were bunch of Maba from Filkom (Faculty of Computer Science). They were funny, after they learned about sign, they asked us to teach them how to say love to someone use sign language. :D


Meanwhile, Mas Mufti also busy with their clients.

At that time, there were only 2 interpreters, that is, Mas Mufti and I. I was exausted, but I am proud of Akar Tuli, and I was very happy that a lot of people learned sign language. :))


the squad

_________________________________________________________________________


written by: gadis

Sunday, October 30, 2016

Kelas Bahasa Inggris (1) : Simple Past Tense (1)




Halo!

Selamat datang di kelas Bahasa Inggris di pertemuan pertama! Kelas Bahasa Inggris ini dibuat khususnya untuk Tuli agar lebih mudah belajar Bahasa Inggris, secara umum, kelas ini juga diperuntukkan untuk umum yang ingin belajar tentang Bahasa Inggris.

Langsung saja kita mulai ya! :) Materi kali ini adalah tentang Simple Past. Apakah itu?

Simple past adalah tenses atau grammar Bahasa Inggris yang kita gunakan ketika menceritakan atau membahas masa lampau. Jadi, ketika membahas sesuatu yang sudah terjadi, kita wajib menggunakan Simple Past.

Canon Photomarathon Indonesia

Bagi pecinta fotografi adanya ajang fotografi seperti  Canon Photomarathon Indonesia adalah kesempatan untuk mengembangkan potensi dan bakat dalam bidang fotografi. Pergelaran tahunan yang diadakan oleh Canon ini memasuki tahun ke-8 dan tahun ini kota Surabaya terpilih sebagai tuan rumah. Kegiatan ini juga digelar di Negara Asia lainnya seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, Hongkong, dan India. Ajang fotografi ini adalah yang terbesar di Asia. Dan pesertanya berkesempatan belajar langsung dari pengalaman Justin Mott fotografer dari Amerika Serikat.

Salah satu dari teman kami di Akar Tuli juga ikut berpartisipasi di acara Canon Photomarathon Indonesia, namanya Jefri Minaka. Jefri bergabung dengan 700 fotogfer peserta Canon Photomarathon Indonesia pada 22 Oktober kemarin. Kami keluarga besar Akar Tuli sangat bangga dan turut mendukung dengan doa dan memberi semangat dari kota Malang. Adapun pencapaian dan keberhasilan adalah sebuah keberuntungan yang tak dapat ditebak datangnya. Bagi kami tidak masalah, masih ada kesempatan di waktu yang lain. Tetap semangat mengembangkan potensi dan bakat di bidang fotografi Jefri!


__________________________

ditulis oleh Ai.


Thursday, October 27, 2016

Jalan-jalan ke Musium Tubuh “The Bagong”

Pada postingan sebelumnya kami bercerita perjalanan teman teman Akar Tuli ke Taman Safari. Cerita tersebut berjudul “Melancong Ke Taman Safari Bersama Akar Tuli”. Nah, sekarang kami akan menguraikan perjalanan volunteer Akar Tuli ke Musium Tubuh pada hari Ahad, 23 Oktober kemarin. Kami (Idot, Tanti, Retno, & Ai) sampai di Musium Tubuh “The Bagong” sekitar pukul 10. Masuk ke bangunan yang berbentuk bagong itu dan kami kagum dengan keindahan di dalamnya. Di Musium ini terdapat akses visual yang sangat memanjakan para pengunjung. Misalnya seperti simulasi visual dari organ organ tubuh manusia yang juga dilengkapi layar untuk memutar video serta ada teks berbahasa Indonesia. Aksesibel banget, kan ? 

Setelah pintu masuk kami naik lift ke lantai 2 dan masuk area mulut. Kami dapat tentang lidah, gigi, serta organ organ mulut yang dijelaskan oleh seorang petugas museum. Di setiap area yang kami pelajari ada petugas yang memberi penjelasan tentang organ tubuh manusia. Selanjutnya area mata dan kami dapat menyaksikan simulasi bagaimana kita dapat melihat sebuah benda yang ada di depan kita. Petugasnya juga melengkapi penjelasan yang ada di layar simulasi. Intinya ketika mata melihat sebuah benda yang memantulkan cahaya menembus kornea, kemudian pupil, dan terus pada bagian organ yang ada di mata hingga sampai pada otak. Dan diterjemahkan oleh otak sehingga kita menjadi tahu apa yang kita lihat. Hal yang sederhana akan tetapi melalui proses yang sangat rumit dan panjang. Begitu Dahsyat kuasa Tuhan yang menciptakan. 

Tuesday, October 25, 2016

Melancong ke Taman Safari Bersama Akar Tuli

Pada hari Minggu, 9 Oktober 2016 Akar Tuli mengadakan kelas bahasa isyarat di taman Mojolangu. Kelas bahasa isyarat adalah kegiatan rutin yang diadakan komunitas Akar Tuli untuk para volunteer yang diajari langsung oleh anggota Akar Tuli. Terperangkap hujan yang tak kunjung reda tak menghalangi semangat kami untuk belajar di kelas bahasa isyarat. 

Materi pertama di kelas 1 yaitu kami belajar isyarat dasar seperti mengulang belajar abjad dari A-Z. Belajar angka dasar dari angka isyarat 1-30, menghafal nama isyarat hari dan bulan. Sekitar 3 jam kami belajar, akan tetapi karena hujan tak kunjung reda kami melanjutkan dengan beberapa permainan dan tebak tebakan. Kebersamaan kami tak berakhir begitu saja meskipun kelas bahasa isyarat sudah usai. Kami melanjutkan kebersamaan ke tempat salah satu teman volunteer yang sedang berulang tahun beberapa hari yang lalu. 

“Kami adalah sebuah keluarga…” begitulah kalimat yang selalu kami jadikan sebuah jargon perekat rasa kepemilikan kami. Sebuah kata kata seolah menjadi sugesti yang paling ampuh menjadi pengikat persaudaraan kami, Akar Tuli. Sebagaimana layaknya keluarga kami memasak bersama dan makan bersama pada hari itu. Setelah makan kami diantara teman Akar Tuli berbagi cerita tentang pengalaman berkunjung wisata Taman Safari 8 Oktober sehari sebelum kegiatan kelas bahasa isyarat.
Kami volunteer dan teman teman Tuli yang ada berkumpul di menyimak cerita dari Rieka, Yoga, dan Jefri yang bercerita secara bergantian dan diinterpretasi oleh Rima. 

Cerita diawali ketika anggota Akar Tuli berangkat ke Taman Safari berjumlah 10 orang dengan mengendarai motor. Cuaca sangat cerah ketika rombongan Akar Tuli berangkat ke Taman Safari Pandaan. Perkiraan teman teman Akar Tuli cuaca di lokasi Taman Safari. sangat panas, sehingga mereka mengenakan pakaian yang tidak terlalu tebal untuk menghindari rasa gerah. Akan tetapi kenyataannya berbeda dengan yang diprediksi cuaca di Taman Safari sangat dingin seperti di kota Batu. 

Ada cerita menarik ketika rombongan Akar Tuli bertemu dengan petugas yang akan mendampingi mereka adalah orang yang bisa berbahasa isyarat. Sayangnya ketika ditanya lebih jauh si petugas malah tampak malu malu. 

Menikamati akhir pekan dengan berkunjung ke tempat wisata memanglah momen yang menyenangkan. Salah satunya berkunjung ke Taman Safari. Seperti yang dilakukan teman teman Akar Tuli. Di Taman Safari mereka bisa refreshing mengenal lebih dekat beraneka ragam satwa dan binatang yang lainnya. Show sirkus dan permainan menantang seperti Roller Coaster. Selain itu juga terdapat wahana rumah hantu. 

Teman  teman Akar Tuli senantiasa memanfaatkan waktu luang untuk berlibur. Kebiasaan sederhana seperti ini adalah cara Komunitas Akar Tuli untuk saling mempererat persaudaraan dan kebersamaan sesama anggota. Selain itu berlibur sangat bermanfaat untuk kesehatan mental, dan menambah wawasan.
----------

written by: Rieka, Yoga, Jefri
edited by: Ai


Wednesday, October 19, 2016

Kode Etik Volunteer


Hai, readers! Assalamu’alaikum Wr Wb.
Saya Octaviany Wulansari. Saya dipanggil Ovik dan bertugas sebagai koodintor volunteer Akar Tuli. Saya bertanggungjawab mengurus volunteer-volunteer Akar Tuli sebagai juru Bahasa Isyarat. Selain itu, ketua Angelius Wahyu Utomo, Uut, dan wakil ketua Yoga Dirgantara meminta saya menjadi koodintor dikarenakan pengalaman banyak, sering mengikuti kegiatan Tuli seperti Gerkatin Solo sejak hampir 10 tahun lagi. Sekarang saya masih mahasiswi Universitas Brawijaya, semester 7 dan berkesempatan kembali aktif di kegiatan Akar Tuli karena pada semester 6 kemarin saya sempat tidak aktif karena sibuk kuliah. 
Saya juga berniat membuat rencana tentang kode etik khusus volunteer Akar Tuli. Sebelumnya, saya ijin pada mas Phiter dari JBI (Juru Bahasa Isyarat) Jakarta dan akan memberi undangan kepada Mas Hasby ‘Bias’ Assafil, yang dipanggil Bias, yang lahir di Solo dari DVO (Deaf Volunteering Organization). Saya memilih Mas Bias sebagai pemateri karena dia berasal dari DVO Solo dan JBI, sehingga mempunya pengalaman yang penuh sejak 2012 sampai sekarang. Beliau pun mempunyai kegiatan tugas JBI kemana-mana. 
Akhirnya, acara kode etik terlaksana pada tanggal 15 Oktober 2016 pukul 13.00-16.00 sore selesai di Food Factory Malang. Alhamdulillah, volunteer seru dan aktif bertanya Mas Bias. Beliau juga senang karena volunteer merespon dengan baik dan sadar akan pentingnya kode etik juru Bahasa Isyarat.


Tuesday, October 18, 2016

Komunitas ini Aksi Arek Tuli Malang (AKAR TULI)




Komunitas yang dikenal dengan nama AKAR TULI ini terdiri dari 20-60 orang, yang terdiri dari Tuli dan volunteer. Jefri, sebagai bendahara AKAR TULI yang sekarang berkuliah di Vokasi UB, berkata bahwa dia dan teman-teman Akar Tuli telah membentuk komunitas ini sejak tahun 2016. Ovik, seorang mahasiswa UB jurusan psikologi yang juga seorang Tuli berkata bahwa komunitas ini terbentuk karena pada awalnya banyak teman Tuli yang berkumpul untuk Pelatihan Bahasa Isyarat dengan volunteer, dan akhirnya berfikiran untuk membentuk suatu komunitas.

Untuk bergabung dengan komunitas ini tidak dibutuhkan syarat yang begitu rumit, hanya dengan memiliki niat untuk belajar Bahasa Isyarat dan mau rajin latihan sudah bisa untuk mengikuti komunitas Akar Tuli, kata Ovik lagi. Anggota Akar Tuli tidak hanya Tuli saja, tetapi orang hearing juga bisa bergabung.


Tujuan dari bentuknya komunitas ini adalah agar masyarakat mau mengakui keberadaan Bahasa Isyarat. Selain itu, dengan adanya volunteer sebagai interpreter, memudahkan bagi Tuli untuk berkomunikasi dengan hearing. Volunteer juga dapat mengasah kemampuan berbahasa isyaratnya disini.  

AKAR TULI mempunyai kegiatan rutin setiap hari minggu di CFD Kota Malang untuk mengajarkan Bahasa Isyarat ke khalayak umum. Berikut adalah dokumentasi acara di CFD yang diadakan Minggu, 16 Oktober 2016. 

(dari kiri) ada adit, retno, faiq, dan sefa yang sedang mengajari bahasa isyarat

yang paling kanan ada Kak Ai, kira-kira itu isyarat apa ya yang diperagakan kak Ai? :)

yang berbaju merah itu namanya Kak Alif, mahasiswa UM 

waktu pelatihan bahasa isyarat santai kok suasananya, smabil telfonan pun boleh :D


Ini namanya Kak Sry, yang lagi promoin Bahasa Isyarat


ini huruf H ya :)






 


suasana pagi-pagi di CFD

Ini huruf P, ya kak

Kalau ini namanya Kak Rima



Lagi meragain huruf G




Yang sebelah kiri ini namanya Kak Uut



Keluarga besar AKARTULI. Jangan lupa datang ke CFD minggu depan ya! :)

________________________________________________________________________________

written by : Jefri
edited by : Gadis
documented by : AI