Halo...
Apa
kabarnya? Kami berharap kamu semua dalam keadaan baik. Maaf ya, postingan ini
terlambat dimasukkan ke dalam blog Akar Tuli karena pengurus keasikan ngerjain
tugas nih. Hehehe.. postingan kami sekarang adalah tentang Pelatihan bahasa
Isyarat ke dua yang diadakan pada tanggal 21 Desember 2013 kemarin. Memang Kami,
pengurus Akar Tuli selalu berharap memposting
seluruh acara yang diadakan Akar Tuli ke dalam blog Akar Tuli. Tujuannya adalah
memperkenalkan semua acara kami kepada semua peserta ataupun masyarakat Dunia
yang belum bisa hadir di acara Akar Tuli. Hehe J . selain itu
kami berharap dengan adanya berbagai postingan kami, teman-teman bisa lebih
bersemangat untuk mengikuti acara kami dan siapa tahu kalau wajah diantara
pembaca blog Akar Tuli ini ada yang keposting di blog kami..
Persiapan
Pelatihan Bahasa isyarat kedua sebenarnya lebih singkat dibandingkan persiapan
pelatihan pertama pada tanggal 7 kemarin (bagi temen-temen yang penasaran acara
pertama bisa dilihat di http://akartuli.blogspot.com/2013/12/pelatihan-bahasa-isyarat-pertama.html), tetapi karena konsep yang sudah jelas jadinya
pengurus tidak terlalu kebingungan untuk mempersiapkannya. Alhamdulillah,
gazebo Fk menjadi tempat kami untuk mengadakan pelatihan bahasa isyarat bisa
tercapai mengingat pada pelatihan pertama pelatihan batal diadakan di gazebo
Fk. Hari sabtu pada Jam 12.00 tetap jadi pilihan kami untuk mengadakan acara
ini. Peserta juga hampir sama banyaknya dengan pelatihan bahasa isyarat pertama
ditambah peserta kelas bahasa isyarat dan teman-teman baru.
Materi
pelatihan bahasa isyarat kedua adalah mengenai Ekspresi dan gerak tubuh. Materi
ini penting banget untuk memantapkan kita dalam berbahasa isyarat. FYI, teman
tuli tidak mengenal kata ‘banget’,’paling’,atau ’sangat’ dalam bahasa isyarat
karena Kata-kata itu sudah terwakili oleh Ekspresi dan Gerak tubuh kita. Jadi bisa
dibilang materi ini sebenarnya sangat penting dan tidak bisa dilakukan hanya
dalam sekali pelatihan. Butuh adaptasi bagi para peserta yang sudah hampir
seumur hidupnya berbahasa verbal untuk benar-benar bisa mengekspresikan
perasaan kita dalam bentuk gerak tubuh. Oh ya, ketua pelatihan Isyarat masih
dipegang Fikri akan tetapi untuk penyampaian materi dilakukan oleh Fiikri dan
Ovik dan jangan lupa ada penerjemah kita yaitu Vida.
Seperti
biasanya, pelatihan dimulai pada pukul 12.30 karena harus menunggu peserta dan
panitia yang belum datang. pada saat menunggu peserta lainnya, peserta yang sudah datang merasa kaget banget nih karena
ada beberapa panitia yang kena hukum karena terlambat datang. Beberapa panitia
yang terlambat lebih dari 1 jam ini mendapat hukuman yaitu harus memperkenalkan
dirinya ke satu per satu peserta. Peserta yang sudah datang sampai kaget banget
dan tertawa karena tiba-tiba banyak pengurus yang mengantri untuk berbicara
dengan mereka. duo lelaki seni rupa, Ridlo dan Yogik awalnya gak mau untuk
melakukan hukuman mereka dengan berbagai macem alasan sampai akhirnya kita
mengancam mereka untuk tidak memulai acara sebelum mereka melakukan hukuman
mereka.
Hukuman
yang diberikan sebenarnya hanya mudah kan. semua pengurus yang terlambat
mengantri ke seluruh peserta, satu per satu dengan menyebutkan ‘selamat datang’,
‘nama saya...’,’jurusan saya..’,’maaf saya terlambat’. Hukuman yang terkesan
mudah ini canggung untuk dilakukan oleh teman tuli karena belum terbiasa untuk
berkomunikasi dengan teman normal. Padahal sebenarnya itulah tujuan dari
hukuman itu, untuk membiasakan tuli di akar tuli dan teman hearing untuk
berkomunikasi secara langsung. Hahahaa...
Setelah
sesi hukuman, Acarapun dimulai. MC pada pelatihan bahasa isyarat kedua adalah....
...IIIIFAAAAAA!!!!
Materi pertama adalah pengulangan huruf A-Z. Materi ini
sebenarnya sudah diajarkan pada pelatihan bahasa isyarat pertama, akan tetapi
pengulangan tersebut bertujuan untuk mengingatkan kembali para peserta dan
mengajarkan para peserta yang baru mengikuti pelatihan bahasa isyarat untuk
belajar A-Z karena memang A-Z merupakan kunci kita untuk berbahasa isyarat. Pengulangan
ini tidak dipimpin oleh teman-teman tuli loh, tapi dipimpin oleh..... peserta
yang bernama Fitra. (sayang banget gak
ada dokumentasinya.. argh)
Setelah
sesi pengulangan, materi berlanjut di EKSPRESI. Jadi, pengurus sudah menyiapkan
berbagai kartu dengan gambar ekspresi yang berbeda-beda. Fikri bertugas untuk
menunjukkan kartu tersebut satu per satu dan meminta seluruh peserta dan tuli
untuk mengikuti ekspresi yang ada di gambar tersebut. Jadilah materi justru
dipenuhi dengan ekspresi tertawa karena ekspresi yang dilakukan teman-teman
semua sangat menghibur. Hahahaaa...
Setelah semua mulai terbiasa mengenal ekspresi, Fikri menuliskan beberapa kalimat yang memiliki ekspresi berbeda dan meminta beberapa peserta untuk mempraktekannya dalam ekspresi dan bahasa isyarat. Peserta yang ditunjuk mulai kebingungan nih untuk mempraktekannya tapi Fikri dengan sabar mengajarkan peserta yang ditunjuk tersebut. Ada 5 ekspresi utama yang difokuskan dalam pelatihan saat ini, yaitu Senang, Sedih, genit, marah dan bingung. Tapi sebenarnya semua peserta mengungkapkannya dengan ekspresi bingung karena benar-benar kebingungan dengan 5 ekspresi ini.
Setelah itu, Ovik
muncul ke depan peserta untuk menjelaskan kata ‘paling’,’agak’,’sangat’ atau ‘biasa
aja’ dalam bentuk ekspresi. Seperti yang sudah dijelaskan di awal postingan,
kata-kata tersebut dijelaskan tidak dalam bentuk bahasa isyarat, melainkan
ekspresi. Perbedaan tersebut terlihat dari ekspresi kita. contohnya untuk kata 'cantik biasa', ekspresi yang digunakan cukup santai. pada kata 'lumayan cantik', ekspresi yang digunakan sedikit menutup mata dan mengisyaratkan kata 'cantik' cukup lama. ekspresi 'cantik banget' atau 'sangat cantik', ekspresi yang diberikan adalah menutup mata beberapa lama dan mengisyaratkan kata 'cantik' dengan sengaja dilambat-lambatkan. mungkin awalnya terkesan lebay bagi yang belum biasa, tapi ingat ekspresi memang sangat menentukan makna kata yang kita isyaratkan. seperti biasa, Ovik menunjuk salah satu peserta untuk memperagakan kata cantik dengan 3 tingkatan ekspresi yaitu cantik biasa, cantik lumayan dan cantik banget.
Selesai
dengan materi ekspresi, pelatihan dipimpin oleh Ovik dengan materi gerak tubuh.
Gerak tubuh yang diajarkan sekarang adalah berjalan, berlari, naik sepeda, melompat dan memukul. Gerak tubuh tersebut
dilakukan dengan cara menggerakkan bahu, tangan dan kepala. Contohnya untuk menjelaskan berjalan, gerak tubuh yang
dilakukan adalah menaikkan bahu secara bergantian. Kanan naik kiri turun, kiri
naik kanan turun, kanan naik kiri turun. Semua peserta melakukannya dengan
kecepatan santai untuk menjelaskan tentang berjalan. Gerakan tersebut juga
menjelaskan tentang ‘berlari’, bedanya pada saat menjelaskan ‘berlari’,
kecepatannya dipercepat.
Materi
semakin cukup melelahkan ketika Fikri tiba-tiba masuk kembali ke pelatihan dan
meminta semua peserta untuk menggerakkan
tubuhnya, ekspresi, bahasa isyarat dalam satu waktu. Haaaaaa... langsung deh
semua peserta kaget dituntut seperti itu. satu demi satu peserta diminta untuk
maju ke depan dan menjawab tantangan dari kata-kata yang diberikan Fikri dan
Ovik.
“Saya-Belari-Ekspesinya Senang”
“Kamu-memukul-Ekspresinya marah”
“Dia-Melompat-Ekspresinya Kaget”
Bahkan
di akhir materi, dua orang peserta tiba-tiba disuruh maju dan diminta untuk
berdialog yang dibuat mereka sendiri. Kira-kira begini dialog antara mereka yang mereka buat sendiri.
“Hai,
aku tadi ketemu cewek cantik banget” (ekspresi masih datar)
“Dimana?”
“tadi
sebelum berangkat pelatihan bahasa isyarat” (ekspresi bingung karena gak paham
dengan bahasa isyarat)
‘cantik?
Seperti apa?’ (ekspresi bingung)
“tadi
aku pergi pelatihan bahasa isyarat trus ada cewek cantik banget lewat”
dan berikut fotonya...
Keren
kaaaaan. Usaha mereka ini diakhiri dengan tepuk tangan dalam bahasa isyarat
dari seluruh peserta dan pengurus. Sebagai bonus, Fikri menceritakan sebuah
cerita dengan gerak tubuh, ekspresi, dan dialog serta narasi dalam bahasa
isyarat. setelah selesai menceritakan, Fikri meminta peserta untuk menjelaskan
cerita yang baru saja dia sampaikan. Beberapa peserta tertawa karena mengerti
maksud cerita yang disampaikannya dengan melihat ekspresi dan gerak tubuh
meskipun tidak mengetahui arti setiap dialog dan narasi yang disampaikan dalam
huruf isyarat. ‘nah, itulah teman-teman,
tuli selalu mengutamakan visual pada setiap perkataan kami. Kalian, teman-teman
normal mungkin belum berani berkomunikasi dengan kami teman-teman tuli karena
belum pandai bahasa isyarat. tapi tenang saja, kami tetap bisa memahami maksud
kalian dengan ekspresi dan gerak tubuh kalian semua, jadi ingat, berusahalah berekspresi
dan gerak tubuh’
Pertemuan
tersebut kemudian diakhiri dengan presentasi dari Fikri yang menjelaskan
keadaan bahasa isyarat indonesia yang sampai saat ini belum diakui secara resmi
oleh pemerintah. Penjelasan tersebut merupakan hasil dari diskusi pendapat dari
semua pengurus Akar Tuli.
“Bahasa isyarat memang menjadi mata pelajaran
di slb-b, akan tetapi penggunaan bahasa isyarat yang ada di sekolah slb-b saat
ini dinilai juga belum mampu menjelaskan secara utuh pendapat teman tuli. Tidak
ada ekspresi dan gerak tubuh di sana, teman-teman tuli masih dipaksa untuk
berisyarat sesuai dengan cara teman normal berbicara. Ketika bahagia, cukup
isyaratkan bahagia. Tak perlu mengembangkan senyummu atau membuka mulutmu atau
mungkin mengangkat bahumu saat kamu mengatakan tidak tahu. Bahasa isyarat di
sekolah pun hanya dilakukan pada saat mata pelajaran bahasa isyarat dengan
pengetahuan guru yang sangat minim terhadap bahasa isyarat, selain itu semua
murid tuli dipaksa berbahasa verbal.
Tidak ada pengakuan resmi dari
pemerintah tentang bahasa isyarat menjadikan tidak adanya kesempatan untuk
dibukanya jurusan Bahasa Isyarat di Indonesia. Kondisi ini sangat berbeda
dengan keadaan di berbagai negara di Eropa dan Amerika. Meski tidak semua
masyarakat hearing mengetahui bahasa isyarat, jurusan bahasa isyarat menjadikan
masyarakat hearing lebih memahami tentang dunia ketulian dan membuka kesempatan
bagi teman tuli agar tidak diremehkan lagi. Sederhananya seperti ini, Pengakuan
resmi terhadap bahasa isyarat menjadikan pemerintah membuka jurusan Bahasa
isyarat, dibukanya jurusan bahasa isyarat artinya ada kesempatan teman hearing
untuk belajar bahasa isyarat secara keilmuan, kesempatan itu menjadikan banyak
sekali interpreter di negara tersebut, semakin banyak interpreter maka semakin
banyak informasi yang bisa didapat teman tuli, semakin banyak teman tuli
mendapatkan informasi semakin mampu teman tuli untuk berkembang dan mengejar
ketertinggalannya.
Bolehlah, kami seluruh pengurus
Akar tuli mengatakan bahwa ketiadaan pengakuan resmi pemerintah terhadap bahasa
isyarat menjadikan kami, masyarakat tuli menjadi jauh tertinggal dalam
informasi-informasi yang ada di negara kami. mungkin, teman-teman semua memiliki
pendapat yang berbeda, bertolak belakang dari pendapat kami. kami pernah
bertemu dengan beberapa orang yang menganggap bahasa isyarat seperti Pantonim
atau Bahasa Primitif. Kami menghargai itu karena kami yakin mereka belum
mengenal kami secara utuh. Saat ini, kami yakin bahwa semua peserta pelatihan
bahasa isyarat bisa menjadi teman kami, ‘telinga’ dan ‘bibir’ kami. kami
mengucapkan banyak terima kasih dan maaf. dan inilah pendapat kami, pendapat
yang tercipta dari pengalaman kami semenjak kami menjadi masyarakat Tuli.”
(nb:pendapat ini disampaikan dengan urutan yang berbeda, akan tetapi kata-kata
yang disampaikan Fikri dan ditulis dalam blog ini sama)
Mungkin,
teman-teman hearing belum bisa menjadi ‘telinga’ dan ‘mulut’ teman-teman tuli. Tapi
kehadiran peserta dalam pelatihan bahasa isyarat membuka harapan kami, tuli di
Akar Tuli untuk mendapatkan kesempatan yang sama dan diterima dengan baik oleh
masyakat luas. Sekian dari kami, terima kasih.
sampai juga di pelatihan berikutnya.. Salam kami, Akar Tuli!
salut buat fikri n temen2 akar tuli...
ReplyDeletesemangat terus,,,