Thursday, December 26, 2013

review pelatihan bahasa isyarat kedua

Halo...
Apa kabarnya? Kami berharap kamu semua dalam keadaan baik. Maaf ya, postingan ini terlambat dimasukkan ke dalam blog Akar Tuli karena pengurus keasikan ngerjain tugas nih. Hehehe.. postingan kami sekarang adalah tentang Pelatihan bahasa Isyarat ke dua yang diadakan pada tanggal 21 Desember 2013 kemarin. Memang Kami, pengurus Akar Tuli selalu berharap memposting seluruh acara yang diadakan Akar Tuli ke dalam blog Akar Tuli. Tujuannya adalah memperkenalkan semua acara kami kepada semua peserta ataupun masyarakat Dunia yang belum bisa hadir di acara Akar Tuli. Hehe J . selain itu kami berharap dengan adanya berbagai postingan kami, teman-teman bisa lebih bersemangat untuk mengikuti acara kami dan siapa tahu kalau wajah diantara pembaca blog Akar Tuli ini ada yang keposting di blog kami.. 


Persiapan Pelatihan Bahasa isyarat kedua sebenarnya lebih singkat dibandingkan persiapan pelatihan pertama pada tanggal 7 kemarin (bagi temen-temen yang penasaran acara pertama bisa dilihat di http://akartuli.blogspot.com/2013/12/pelatihan-bahasa-isyarat-pertama.html), tetapi karena konsep yang sudah jelas jadinya pengurus tidak terlalu kebingungan untuk mempersiapkannya. Alhamdulillah, gazebo Fk menjadi tempat kami untuk mengadakan pelatihan bahasa isyarat bisa tercapai mengingat pada pelatihan pertama pelatihan batal diadakan di gazebo Fk. Hari sabtu pada Jam 12.00 tetap jadi pilihan kami untuk mengadakan acara ini. Peserta juga hampir sama banyaknya dengan pelatihan bahasa isyarat pertama ditambah peserta kelas bahasa isyarat dan teman-teman baru.

Materi pelatihan bahasa isyarat kedua adalah mengenai Ekspresi dan gerak tubuh. Materi ini penting banget untuk memantapkan kita dalam berbahasa isyarat. FYI, teman tuli tidak mengenal kata ‘banget’,’paling’,atau ’sangat’ dalam bahasa isyarat karena Kata-kata itu sudah terwakili oleh Ekspresi dan Gerak tubuh kita. Jadi bisa dibilang materi ini sebenarnya sangat penting dan tidak bisa dilakukan hanya dalam sekali pelatihan. Butuh adaptasi bagi para peserta yang sudah hampir seumur hidupnya berbahasa verbal untuk benar-benar bisa mengekspresikan perasaan kita dalam bentuk gerak tubuh. Oh ya, ketua pelatihan Isyarat masih dipegang Fikri akan tetapi untuk penyampaian materi dilakukan oleh Fiikri dan Ovik dan jangan lupa ada penerjemah kita yaitu Vida.

Seperti biasanya, pelatihan dimulai pada pukul 12.30 karena harus menunggu peserta dan panitia yang belum datang. pada saat menunggu peserta lainnya, peserta yang sudah datang merasa kaget banget nih karena ada beberapa panitia yang kena hukum karena terlambat datang. Beberapa panitia yang terlambat lebih dari 1 jam ini mendapat hukuman yaitu harus memperkenalkan dirinya ke satu per satu peserta. Peserta yang sudah datang sampai kaget banget dan tertawa karena tiba-tiba banyak pengurus yang mengantri untuk berbicara dengan mereka. duo lelaki seni rupa, Ridlo dan Yogik awalnya gak mau untuk melakukan hukuman mereka dengan berbagai macem alasan sampai akhirnya kita mengancam mereka untuk tidak memulai acara sebelum mereka melakukan hukuman mereka.

Hukuman yang diberikan sebenarnya hanya mudah kan. semua pengurus yang terlambat mengantri ke seluruh peserta, satu per satu dengan menyebutkan ‘selamat datang’, ‘nama saya...’,’jurusan saya..’,’maaf saya terlambat’. Hukuman yang terkesan mudah ini canggung untuk dilakukan oleh teman tuli karena belum terbiasa untuk berkomunikasi dengan teman normal. Padahal sebenarnya itulah tujuan dari hukuman itu, untuk membiasakan tuli di akar tuli dan teman hearing untuk berkomunikasi secara langsung. Hahahaa...

Setelah sesi hukuman, Acarapun dimulai. MC pada pelatihan bahasa isyarat kedua adalah....


...IIIIFAAAAAA!!!! 

Materi pertama adalah pengulangan huruf A-Z. Materi ini sebenarnya sudah diajarkan pada pelatihan bahasa isyarat pertama, akan tetapi pengulangan tersebut bertujuan untuk mengingatkan kembali para peserta dan mengajarkan para peserta yang baru mengikuti pelatihan bahasa isyarat untuk belajar A-Z karena memang A-Z merupakan kunci kita untuk berbahasa isyarat. Pengulangan ini tidak dipimpin oleh teman-teman tuli loh, tapi dipimpin oleh..... peserta yang bernama Fitra. (sayang  banget gak ada dokumentasinya.. argh)

Setelah sesi pengulangan, materi berlanjut di EKSPRESI. Jadi, pengurus sudah menyiapkan berbagai kartu dengan gambar ekspresi yang berbeda-beda. Fikri bertugas untuk menunjukkan kartu tersebut satu per satu dan meminta seluruh peserta dan tuli untuk mengikuti ekspresi yang ada di gambar tersebut. Jadilah materi justru dipenuhi dengan ekspresi tertawa karena ekspresi yang dilakukan teman-teman semua sangat menghibur. Hahahaaa...






Setelah semua mulai terbiasa mengenal ekspresi, Fikri menuliskan beberapa kalimat yang memiliki ekspresi berbeda dan meminta beberapa peserta untuk mempraktekannya dalam ekspresi dan bahasa isyarat. Peserta yang ditunjuk mulai kebingungan nih untuk mempraktekannya tapi Fikri dengan sabar mengajarkan peserta yang ditunjuk tersebut. Ada 5 ekspresi utama yang difokuskan dalam pelatihan saat ini, yaitu Senang, Sedih, genit, marah dan bingung. Tapi sebenarnya semua peserta mengungkapkannya dengan ekspresi bingung karena benar-benar kebingungan dengan 5 ekspresi ini.




Setelah itu, Ovik muncul ke depan peserta untuk menjelaskan kata ‘paling’,’agak’,’sangat’ atau ‘biasa aja’ dalam bentuk ekspresi. Seperti yang sudah dijelaskan di awal postingan, kata-kata tersebut dijelaskan tidak dalam bentuk bahasa isyarat, melainkan ekspresi. Perbedaan tersebut terlihat dari ekspresi kita. contohnya untuk kata 'cantik biasa', ekspresi yang digunakan cukup santai. pada kata 'lumayan cantik', ekspresi yang digunakan sedikit menutup mata dan mengisyaratkan kata 'cantik' cukup lama. ekspresi 'cantik banget' atau 'sangat cantik', ekspresi yang diberikan adalah menutup mata beberapa lama dan mengisyaratkan kata 'cantik' dengan sengaja dilambat-lambatkan. mungkin awalnya terkesan lebay bagi yang belum biasa, tapi ingat ekspresi memang sangat menentukan makna kata yang kita isyaratkan. seperti biasa, Ovik menunjuk salah satu peserta untuk memperagakan kata cantik dengan 3 tingkatan ekspresi yaitu cantik biasa, cantik lumayan dan cantik banget.



Selesai dengan materi ekspresi, pelatihan dipimpin oleh Ovik dengan materi gerak tubuh. Gerak tubuh yang diajarkan sekarang adalah berjalan, berlari, naik sepeda,  melompat dan memukul. Gerak tubuh tersebut dilakukan dengan cara menggerakkan bahu, tangan dan kepala. Contohnya untuk  menjelaskan berjalan, gerak tubuh yang dilakukan adalah menaikkan bahu secara bergantian. Kanan naik kiri turun, kiri naik kanan turun, kanan naik kiri turun. Semua peserta melakukannya dengan kecepatan santai untuk menjelaskan tentang berjalan. Gerakan tersebut juga menjelaskan tentang ‘berlari’, bedanya pada saat menjelaskan ‘berlari’, kecepatannya dipercepat.


Materi semakin cukup melelahkan ketika Fikri tiba-tiba masuk kembali ke pelatihan dan meminta semua peserta  untuk menggerakkan tubuhnya, ekspresi, bahasa isyarat dalam satu waktu. Haaaaaa... langsung deh semua peserta kaget dituntut seperti itu. satu demi satu peserta diminta untuk maju ke depan dan menjawab tantangan dari kata-kata yang diberikan Fikri dan Ovik.
“Saya-Belari-Ekspesinya Senang”
“Kamu-memukul-Ekspresinya marah”
“Dia-Melompat-Ekspresinya Kaget”
Bahkan di akhir materi, dua orang peserta tiba-tiba disuruh maju dan diminta untuk berdialog yang dibuat mereka sendiri. Kira-kira begini dialog antara mereka yang mereka buat sendiri.

“Hai, aku tadi ketemu cewek cantik banget” (ekspresi masih datar)
“Dimana?”
“tadi sebelum berangkat pelatihan bahasa isyarat” (ekspresi bingung karena gak paham dengan bahasa isyarat)
‘cantik? Seperti apa?’ (ekspresi bingung)
“tadi aku pergi pelatihan bahasa isyarat trus ada cewek cantik banget lewat”

dan berikut fotonya...


Keren kaaaaan. Usaha mereka ini diakhiri dengan tepuk tangan dalam bahasa isyarat dari seluruh peserta dan pengurus. Sebagai bonus, Fikri menceritakan sebuah cerita dengan gerak tubuh, ekspresi, dan dialog serta narasi dalam bahasa isyarat. setelah selesai menceritakan, Fikri meminta peserta untuk menjelaskan cerita yang baru saja dia sampaikan. Beberapa peserta tertawa karena mengerti maksud cerita yang disampaikannya dengan melihat ekspresi dan gerak tubuh meskipun tidak mengetahui arti setiap dialog dan narasi yang disampaikan dalam huruf isyarat. ‘nah, itulah teman-teman, tuli selalu mengutamakan visual pada setiap perkataan kami. Kalian, teman-teman normal mungkin belum berani berkomunikasi dengan kami teman-teman tuli karena belum pandai bahasa isyarat. tapi tenang saja, kami tetap bisa memahami maksud kalian dengan ekspresi dan gerak tubuh kalian semua, jadi ingat, berusahalah berekspresi dan gerak tubuh



Pertemuan tersebut kemudian diakhiri dengan presentasi dari Fikri yang menjelaskan keadaan bahasa isyarat indonesia yang sampai saat ini belum diakui secara resmi oleh pemerintah. Penjelasan tersebut merupakan hasil dari diskusi pendapat dari semua pengurus Akar Tuli.

Bahasa isyarat memang menjadi mata pelajaran di slb-b, akan tetapi penggunaan bahasa isyarat yang ada di sekolah slb-b saat ini dinilai juga belum mampu menjelaskan secara utuh pendapat teman tuli. Tidak ada ekspresi dan gerak tubuh di sana, teman-teman tuli masih dipaksa untuk berisyarat sesuai dengan cara teman normal berbicara. Ketika bahagia, cukup isyaratkan bahagia. Tak perlu mengembangkan senyummu atau membuka mulutmu atau mungkin mengangkat bahumu saat kamu mengatakan tidak tahu. Bahasa isyarat di sekolah pun hanya dilakukan pada saat mata pelajaran bahasa isyarat dengan pengetahuan guru yang sangat minim terhadap bahasa isyarat, selain itu semua murid tuli dipaksa berbahasa verbal.
Tidak ada pengakuan resmi dari pemerintah tentang bahasa isyarat menjadikan tidak adanya kesempatan untuk dibukanya jurusan Bahasa Isyarat di Indonesia. Kondisi ini sangat berbeda dengan keadaan di berbagai negara di Eropa dan Amerika. Meski tidak semua masyarakat hearing mengetahui bahasa isyarat, jurusan bahasa isyarat menjadikan masyarakat hearing lebih memahami tentang dunia ketulian dan membuka kesempatan bagi teman tuli agar tidak diremehkan lagi. Sederhananya seperti ini, Pengakuan resmi terhadap bahasa isyarat menjadikan pemerintah membuka jurusan Bahasa isyarat, dibukanya jurusan bahasa isyarat artinya ada kesempatan teman hearing untuk belajar bahasa isyarat secara keilmuan, kesempatan itu menjadikan banyak sekali interpreter di negara tersebut, semakin banyak interpreter maka semakin banyak informasi yang bisa didapat teman tuli, semakin banyak teman tuli mendapatkan informasi semakin mampu teman tuli untuk berkembang dan mengejar ketertinggalannya.
Bolehlah, kami seluruh pengurus Akar tuli mengatakan bahwa ketiadaan pengakuan resmi pemerintah terhadap bahasa isyarat menjadikan kami, masyarakat tuli menjadi jauh tertinggal dalam informasi-informasi yang ada di negara kami. mungkin, teman-teman semua memiliki pendapat yang berbeda, bertolak belakang dari pendapat kami. kami pernah bertemu dengan beberapa orang yang menganggap bahasa isyarat seperti Pantonim atau Bahasa Primitif. Kami menghargai itu karena kami yakin mereka belum mengenal kami secara utuh. Saat ini, kami yakin bahwa semua peserta pelatihan bahasa isyarat bisa menjadi teman kami, ‘telinga’ dan ‘bibir’ kami. kami mengucapkan banyak terima kasih dan maaf. dan inilah pendapat kami, pendapat yang tercipta dari pengalaman kami semenjak kami menjadi masyarakat Tuli.” (nb:pendapat ini disampaikan dengan urutan yang berbeda, akan tetapi kata-kata yang disampaikan Fikri dan ditulis dalam blog ini sama)


Mungkin, teman-teman hearing belum bisa menjadi ‘telinga’ dan ‘mulut’ teman-teman tuli. Tapi kehadiran peserta dalam pelatihan bahasa isyarat membuka harapan kami, tuli di Akar Tuli untuk mendapatkan kesempatan yang sama dan diterima dengan baik oleh masyakat luas. Sekian dari kami, terima kasih.









sampai juga di pelatihan berikutnya.. Salam kami, Akar Tuli!



1 comment:

  1. salut buat fikri n temen2 akar tuli...
    semangat terus,,,

    ReplyDelete